![]() |
Tanjakan Cinta Mahameru |
Kalau
sahabat suka dengan wisata Gunung mungkin rasanya tidak lengkap kalau sahabat
belum mencoba atau menaklukan gunung yang satu ini, Gunung yang terbilang
menjadi primadona pecinta ketinggian dan sekaligus Gunung tertingggi di Jawa,
Indonesia. Gunung yang memiliki Pesona Wisata Ketinggian yang berbeda dari
gunung jawa lainya. Sebutan Indah Menyertai Nama Gunung ini, GUNUNG SEMERU atau
lebih dikenal dengan sebutan Mahameru.
Gunung Semeru atau Gunung Meru
adalah sebuah gunung berapi (aktif) di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru
merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya 3.676 meter dari
permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi
ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di
Nusa Tenggara. Barat Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama
Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua
kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.
Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Keindahan Alam Bawah Laut Pantai Nglambor - Gunung Kidul
Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia. Menurut catatan, setiap 20 menit sekali gunung ini mengeluarkan kepulan asap yang biasa disebut dengan ‘wedhus gembel’ dalam bahasa setempat. Selain asap wedhus gembel yang panas juga beracun, gunung juga juga mengeluarkan material lain seperti pasir dan batu kerikil.
Gunung
Semeru dengan puncaknya yang bernama Mahameru sangatlah populer di kalangan
para pendaki. Gunung ini seolah menjadi sebuah magnet yang terus menarik
perhatian para pendaki untuk datang dan menaklukan ketinggiannya yang terkenal
dengan sebutan Mahameru ini.
LEGENDA GUNUNG SEMERU
Menurut kepercayaan masyarakat
Jawa yang ditulis pada kitab kuna Tantu Pagelaran yang berasal dari abad ke-15,
pada dahulu kala Pulau Jawa mengambang di lautan luas, terombang-ambing dan
senantiasa berguncang. Para Dewa memutuskan untuk memakukan Pulau Jawa dengan
cara memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa.
Dewa Wisnu menjelma menjadi
seekor kura-kura raksasa menggendong gunung itu dipunggungnya, sementara Dewa
Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya pada gunung dan
badan kura-kura sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.
Dewa-Dewa tersebut meletakkan
gunung itu di atas bagian pertama pulau yang mereka temui, yaitu di bagian
barat Pulau Jawa. Tetapi berat gunung itu mengakibatkan ujung pulau bagian
timur terangkat ke atas. Kemudian mereka memindahkannya ke bagian timur pulau
Jawa. Ketika gunung Meru dibawa ke timur, serpihan gunung Meru yang tercecer
menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari barat ke
timur. Akan tetapi ketika puncak Meru dipindahkan ke timur, pulau Jawa masih
tetap miring, sehingga para dewa memutuskan untuk memotong sebagian dari gunung
itu dan menempatkannya di bagian barat laut. Penggalan ini membentuk Gunung
Pawitra, yang sekarang dikenal dengan nama Gunung Pananggungan, dan bagian
utama dari Gunung Meru, tempat bersemayam Dewa Shiwa, sekarang dikenal dengan
nama Gunung Semeru. Pada saat Sang Hyang Siwa datang ke pulau jawa dilihatnya
banyak pohon Jawawut, sehingga pulau tersebut dinamakan Jawa.
Lingkungan geografis pulau Jawa
dan Bali memang cocok dengan lambang-lambang agama Hindu. Dalam agama Hindu ada
kepercayaan tentang Gunung Meru, Gunung Meru dianggap sebagai rumah tempat
bersemayam dewa-dewa dan sebagai sarana penghubung di antara bumi (manusia) dan
Kayangan. Banyak masyarakat Jawa dan Bali sampai sekarang masih menganggap
gunung sebagai tempat kediaman Dewata, Hyang, dan mahluk halus.
Menurut orang Bali Gunung
Mahameru dipercayai sebagai Bapak Gunung Agung di Bali dan dihormati oleh
masyarakat Bali. Upacara sesaji kepada para dewa-dewa Gunung Mahameru dilakukan
oleh orang Bali. Upacara tersebut hanya dilakukan setiap 8-12 tahun sekali
hanya pada waktu orang menerima suara gaib dari dewa Gunung Mahameru. Selain
upacara sesaji itu orang Bali sering datang ke daerah Gua Widodaren untuk
mendapat Tirta suci.
Pendaki
pertama yang berhasil menginjakkan kakinya di puncak mahameru ini adalah
Clignet, seorang berkebangsaan Belanda (1838), kemudian disusul oleh Van Gogh
(1911) dan Junhuhn (1945). Setelahnya, pendaki dari luar dan dalam negeri terus
berdatangan dan melakukan pendakian dan ditambah dengan populernya Film 5 CM.
Selain
menjadi lokasi pendakian, Gunung Semeru juga menjadi sebuah tempat wisata.
Berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, gunung ini juga kaya
akan vegetasi dan menjadi habitat bagi banyak jenis fauna. Jika sahabat
melakukan pendakian maka di sepanjang perjalanan mendaki, di titik-titik
tertentu Anda bisa menemukan bunga edelweiss dan anggrek endemik Semeru.
PERSIAPAN
PENDAKIAN
Untuk
mendaki Gunung Semeru, Anda perlu menyiapkan fisik dengan baik karena
perjalanan ke puncak Mahameru bukanlah hal yang mudah. Pastikan Anda membawa
perlengkapan mendaki yang komplit dan tinggalkan barang-barang yang tidak
dibutuhkan agar tidak membebani Anda. Berikut jalur pendakian yang bisa Anda
ambil untuk mencapai puncak Mahameru:
JALUR
PENDAKIAN
Waktu pendikian gunung semeru kurang
lebih sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pergi-pulang. Untuk
mendaki gunung dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal
Kota Malang naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan jeep
atau truk/pickup yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan
biaya per orang Rp 20.000,00 hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya singgah di
Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin
Rp 6.000,00 untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp 2.000,00 per orang,
Asuransi per orang Rp 2.000,00
Ranupane
Dengan menggunakan truk sayuran
atau jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di
kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok
penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,00/tenda
dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,00/buah. Di pos ini
pun dapat mencari portir (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah
pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos
penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha)
dan Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Setelah sampai di gapura
"selamat datang", memperhatikan terus ke kiri ke arah bukit, tapi
jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang
biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para
pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri
lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda
penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100 m.
Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting di atas kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 km
menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, lalu akan sampai
di Watu Rejeng. Di sini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan
sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadangkala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk
menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 km.
Ranukumbolo
Di Ranu Kumbolo dapat didirikan
tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang
bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan
matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis
liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya
menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki
bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau.
Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah,
padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa.
Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya memasuki hutan
cemara di mana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro
Kandang.
Kalimati
Pos Kalimati berada pada
ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini
berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia
ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani,
ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak
1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo berbelok
ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan
(Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari
Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah
longsor dan berdebu. Dapat juga berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya
kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m,
Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan
melewati bukit pasir.
Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak
Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan
mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa
bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di
Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali
sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
Siang hari angin cendurung ke
arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya dilakukan
pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya
tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
IKAN MAS RANU KUMBOLO
Di Ranu Kumbolo konon terdapat ikan mas yang tidak diketahui
asal usulnya. Ikan Mas itu oleh masyarakat sekitar disebut sebagai jelmaan para
dayang dewi penunggu danau Ranu Kumbolo.
Di Area Ranu Kumbolo terdapat larangan menangkap ikan, jika
kamu melanggar bersiaplah untuk mendapat hal hal aneh yang menimpamu.
Larangan ini umumnya sudah diketahui oleh para pendaki.
Sebelum melakukan pendakian, para pendaki juga kerap diingatkan untuk tidak
menangkap ikan mas di danau Ranu Kumbolo. Namun, ada juga pendaki yang menurut,
tapi ada juga yang tetap melanggar, yakni menangkap ikan mas dengan cara
memancing.
MBAH DIPO
Mbah Dipo seperti
halnya Mbah Marijan sang juru kunci gunung Merapi yang terkenal itu. Mbah Dipo
bertempat tinggal di area yang paling berbahaya ketika nanti ada letusan gunung
Semeru.
Menurut sebagian masyarakat, beliau adalah satu satunya orang
yang mengetahui kapan meletusnya gunung Semeru.
Namun sekarang mbah Dipo telah tiada, jika nanti gunung
Semeru meletus maka ada satu pesan yang disampaikan mbah Dipo sebelum
meninggal. Beliau berkata bahwa jangan pernah lari ke arah desa Gunung Sawur,
tapi larilah menuju arah sungai.
HANTU WANITA RANU KUMBOLO
Danau indah dan cantik ini ternyata menyimpan misteri yang
lumayan bikin bulu kuduk berdiri. Ranu Kumbolo juga dikenal sebagai tempat
istirahat para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak mahameru.
Para pendeka yang berkemah disini seringkali melihat sosok hantu wanita di
tengah Ranu Kumbolo.
Di tengah danau yang jernih ini pada malam bulan purnama
sering muncul sosok penampakan yang diyakini sebagai dewi penunggu Ranu
Kumbolo. Penampakan itu sering muncul berupa kabut tebal yang berkumpul lalu
manjadi sesosok wanita.
KESURUPAN INI KELIK
Daerah ini merupakan daerah yang sering ada kejadian pendaki
terjatuh, hilang maupun tersesat. Banyak kejadian kesurupan terjadi di daerah
ini.
Beberapa batu penanda in memoriam banyak diletakkan disana
sebagai tanda bahwa ada beberapa orang meninggal di daerah tersebut. Pendaki
kesurupan berbagai makhluk dan juga binatang.
Di tempat ini pendaki diingatkan untuk tidak melamun atau
memisahkan diri dari rombongan.
ARCOPODO
Arcopodo yang berarti patung kembar merupakan salah satu
misteri paling terkenal di gunung Semeru. Arcopodo merupakan daerah lapang yang
yang berada setelah hutan. Dalam misteri gunung Semeru, patung tersebut
pendirinya adalah prajurit kerajaan Majapahit.
Namun keberadaan patung tersebut ternyata tidak bisa dilihat
sembarang orang. Hanya orang orang tertentu yang mampu melihat keberadaan
patung itu.
Dan jika ada yang melihatpun memiliki berbagai versi
tersendiri. Ada yang bilang bahwa patung tersebut sebesar anak kecil, namun
juga ada yang mengatakan bahwa patung tersebut sebesar raksasa sehingga bisa
nampak dari jauh. Area Arcopodo ini merupakan pos terakhir sebelum pendaki
menuju puncak Mahameru.
SALJU RANU KUMBOLO
Sekali lagi Ranu Kumbolo menyimpan misteri yang sangat
berkesan bagi para pendaki gunung Semeru. Danau ini berada di ketinggian 2400
di atas permukaan laut.
Ranu Kumbolo juga terkenal dengan sunrise nya yang menawan.
Jika kamu beruntung kamu bisa merasakan kristal kristal es yang terbentuk
karena suhu yang sangat dingin di Ranu Kumbolo.
Sahabat mungkin diatas adalah sebagian info yang didapat dari
bergam informasi yang dapat indahwisataku sajikan, jadi jika sahabat ingin
mendaki gunung semeru wajib mentaati peraturan yang ada di sana ya, dari
Indahwisataku salam liburan dan nikmati dengan senyuman.